Tantangan Makin Kompleks, Lulusan FK UNISSULA Dituntut Adaptif dan Inovatif
SEMARANG - Saat ini tantangan di dunia kedokteran makin kompleks. Maka, dokter baru harus mempersiapkan diri dan mampu mengembangkan kemampuannya dan juga menyesuaikan dengan kebijakan regulasi yang ada. Belum lagi, kaitannya menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dengan masuknya dokter-dokter asing ke Indonesia.
''Dokter harus adaptif terhadap perubahan ilmu pengetahuan di dunia kedokteran yang berkembang pesat. Maka harus banyak mengasah diri dengan meningkatkan pengetahuan dan terus belajar. Selain itu, penyakit masyarakat yang juga makin kompleks. Jadi semua ini menjadi tantangan agar lulusan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) harus inovatif, kreatif, dan adaptif sehingga bisa melayani problematika masyarakat yang dinamis. Juga harus menjunjung tinggi integritas etik dan moral untuk mengabdi pada kepentingan kemanusiaan,'' jelas Dekan FK UNISSULA, Dr dr Setyo Trisnadi SH SpKF, Sabtu (19/7/2024).
Dekan FK UNISSULA Dr dr Setyo Trisnadi menyatakan hal itu dalam acara rapat senat terbuka pengambilan sumpah dokter ke-129 tahun 2024. Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) periode Mei 2024 dan rapat senat pengesahan yudisium Program Studi Pendidikan Profesi Dokter tanggal 2 Juli 2024, diputuskan jumlah yang diambil sumpah dokter pada periode ke 129 ini tercatat sebanyak 43 dokter. Sedangkan di usianya yang 61 tahun FK UNISSULA sampai saat ini telah meluluskan sebanyak 6.140 dokter. Tercatat lulusan terbaik pada periode ini adalah dr Nurul Fajriyati dengan IPK 3,70.
Lebih lanjut Dekan FK UNISSULA Dr dr Setyo Trisnadi mengatakan, jika saat ini Indonesia masih kekurangan dokter umum dan spesialis. Pasalnya, dari 117 Fakultas Kedokteran di Indonesia, per tahunnya baru meluluskan 12 ribu sampai 13 ribu. Sedangkan permintaan pasar untuk dokter umum sebanyak 156.310 dokter per tahunnya, sehingga saat ini Indonesia kekurangan 49 ribu dokter umum.
Sedangkan untuk dokter spesialis, saat ini Indonesia kekurangan 24.179 dokter. Pasalnya dari permintaan yang seharusnya mencapai 49.670 dokter spesialis, baru diproduksi oleh 24 FK (yang punya prodi kedokteran spesialis) sebanyak 2.700 dokter spesialis per tahunnya.
Menyikapi kondisi itu, FK UNISSULA segera membuka tiga program studi (prodi) baru. Adapun prodi yang segera dibuka tersebut adalah Prodi S3 Ilmu Biomedis (Agustus 2024 ini diharapkan akan sudah disetujui pemerintah), Prodi Pendidikan Spesialis Penyakit Dalam, dan Prodi Magister Kesehatan Masyarakat. Prodi Magister Kesehatan Masyarakat ini diharapkan sebagai tempat untuk meningkatkan keilmuwan pegawai-pegawai kesehatan, seperti Puskesmas. Sedangkan spesialis adalah untuk memenuhi kekurangan dokter spesialis di tanah air.
Hadir juga dalam kesempatan ini, Wakil Rektor 3 UNISSULA M Qomaruddin ST MSc PhD, orang tua wisudawan dan dari Dinas Kesehatan Jateng. **